Selasa, 13 Agustus 2013

First Ride Aprilia RS4 125, Si Halus Lebih Sporty

Standard


Aprilia RS 125 sudah enggak asing lagi. Meski cuma 125cc tapi sangat disegani karena performa mesin 2 tak-nya yang melegenda. Bahkan keluarga Aprilia RS125 juga sempat jadi jawara di balap MotoGP kelas 125cc. Tapi yang ini beda bro! Seiring berjalannya waktu, sang legenda berevolusi dengan mesin 4 langkah yang lebih ramah lingkungan. Karenanya, namanya jadi RS4 125.

Kebetulan, PT Sentra Kreasi Niaga (SKN) mengimport motor asal Italia ini dan memasarkannya di Indonesia. Menjawab rasa penasaran, kami beruntung diperbolehkan mencoba unit berlivery special edition Max Biaggi yang di pakai balap di World Superbike (WSBK). Harga jual untuk varian terbatas ini dilepas Rp 73 juta!

Desain 

Tampilannya benar-benar mirip RSV4. Itu loh, moge yang membawa Biaggi jadi juara dunia WSBK. Bentuk fairing hingga buntut dan tiga lampu utama yang terdiri dari dua lampu model split kanan dan kiri serta di tengah untuk lampu jauh napak serupa.

Pada buritan, tampilanya meruncing sama seperti RSV4. Uniknya, meski buntut terlihat sangat minimalis, tapi masih ada jok untuk boncenger. Bukan busa, namun hanya karet empuk sebagai alas pantat. Bentuk tangki pun proporsional bersanding dengan sasis alumunium yang bisa dilepas jadi dua bagian kanan-kiri. Tapi bedanya, dimensinya jauh lebih kecil dari RSV4.
Spion tanduknya juga menarik perhatian, terlihat futuristik tapi tetap mudah disesuaikan sudut pandangnya. Di area kaki-kaki, swing arm model pisang tetap dipertahankan. Bedanya dengan versi terdahulu bermesin 2-tak, lengan ayun sengaja meliuk ke atas demi memberikan ruang pada perut knalpot. Di versi 4-tak, lengan ayun pisang ini justru memberi ruang buat ujung knalpot yang di sembunyikan di kolong fairing.

Sedang pada panel instrument-nya terlihat minimalis namun tetap sporty, Takometer ditunjukan menggunakan jarum analog, sedang di sisi kanannya panel digital berisi indikator kecepatan, odometer dan fuelmeter berikut informasi lampu.

Handling
Langsung coba nih motor buatan Italia ini! Saat duduk dan memegang setang, posisi riding-nya sport tulen. Jauh lebih merunduk ketimbang Ninja 250 injeksi sekalipun. Hal ini wajar karena sesuai dengan konsepnya yang murni motor sport dengan posisi setangnya rendah. Rasanya cocok untuk belajar cornering di sirkuit Sentul. Minat?

Joknya tidak terlalu empuk tapi cukup nyaman menjaga bokong tidak cepat panas. Sayang karena keterbatasan tempat pengetesan, tidak bisa merasakan beragam simulasi suspensinya. Yang jelas di jalanan mulus, terasa nyaman.
Yang luar biasa adalah ukuran kaki-kakinya. Terasa berlebih untuk ukuran motor 125 cc. Suspensi depannya yang sudah up side down 41 mm, sedang yang belakang monosok konvesional. Roda depan dikawal pelek lebar 2,75 inch dan dibalut dengan ban ukuran 100/80-17. Sedang roda belakang pakai pelek 3 inch dibalut ban ukuran 130/70-17.

Sayangnya ban bermerek Sava asal Slovenia ini terasa licin. Saat dicoba stoppie, beberapa kali hampir terpeleset. Juga ketika mengajaknya wheelie, ban malah spin. Yang lucu, ketika coba-coba burn out, eh enggak keluar asapnya heee..

Urusan rem juga punya cerita menarik. Khusus motor ini, perangkat mulai master, kaliper tipe radial hingga disk brake-nya bermerek J.Juan. Waduh, merek apaan nih? Kualitasnya jangan-jangan jauh dari Nissin atau Brembo? Tenang bro, kekhawatiran yang sama dengan yang kami rasakan langsung terjawab ketika mengetahui kalau rem ini juga mensuplai pacuan MotoGP.

Tepatnya oleh tim CRT Avintia Racing dengan pembalapnya Yonny Hernandez dan Ivan Silva. Di kelas Moto2 ada Julian Simon yang mempercayakan remnya pada J.Juan. Sedang di Moto3 dipakai oleh Maverik Vinales. Enggak ragu lagi kan?

Performa
Ketika pertama kali putar kunci kontak dan menekan tombol starter langsung kaget dengan suara mesinnya. Lumayan kasar bro! Tapi, beberapa moge Eropa memang punya ciri khas yang sama, rasanya enggak terlalu bermasalah. Malah suara knalpotnya yang terlalu halus, jadi kurang gahar. 

Mesin 125 cc DOHC 4 klepnya terasa memiliki tarikan yang halus. Kurang responsif di putaran mesin rendah. Tenaganya baru mulai terasa kala menyentuh 9000 rpm. Itu pun tidak terlalu istimewa, sulit untuk angkat roda depan. Padahal gear belakangnya sudah mengusung ukuran sangat besar.

Mesin baru Aprilia RS4 125 ini sudah lolos EURO 3 dan dilengkapi dengan sistem pengabutan bahan bakar tipe injeksi. Pendingin mesinnya juga sudah pakai radiator. Adem terus deh!(motorplus-online.com)

Spesification
Engine : type Four stroke liquid cooled single cylinder with electronic injection and 4 valves.
Timing system :  Double overhead camshaft - DOHC
Bore and stroke:  58 X 47 mm
Engine capacity : 124.8 cc
Compression ratio : 12.5 ± 0.5:1
Ignition : Electronic with CDI capacity discharge
Start up : Electric
Lubrication : Wet sump
Gearbox : 6 Ratios, 1st 11/33 (0.33) 2nd 15/30 (0.50) 3rd 18/27 (0.67) 4th 20/24 (0.83) 5th 25/27 (0.92) 6th 23/22 (1.05)
Primary drive :  Gears, 69/29
Final drive : Chain, 60/13
Clutch :  Multiple discs, in oil bath
Frame : Aluminium perimeter frame
Front suspension  : 41 mm upside down fork, wheel excursion 110 mm
Rear suspension : Asymmetric swingarm with monoshock, wheel travel 130 mm
Brakes Front :  300 mm stainless steel disc with radial 4 piston calliper
Rear :  218 mm stainless steel disc and calliper with single 30 mm piston
Wheel rims :  In light alloy with 6 split spokes, with sealing profile for tubeless tyres; front: 2.75 x 17"; rear: 3.50 x 17"
Tyres : Front:  100/80 - 17", rear: 130/70 - 17"
Dimensions :  Max  Length 1953 mm,Max width 740 mm,Max height at top fairing 1,138 mm, Saddle height 820 mm, Wheelbase 1,350 mm
Fuel tank capacity : 14.5 litres (including 3.5 litre reserve)
Emissions : compliance Euro 3

PT Sentra Kreasi Niaga (SKN): 021-8518888/93615914Riding gear: Alpinestars-ProRiders 021-5793196

First Ride SYM GTS 250i EVO, Dimanjakan Beragam Fitur!

Standard


Skuter yang satu ini, kini jadi flagship SYM di Indonesia. Sebagai model dengan kasta paling tinggi, sudah barang tentu spesifikasinya juga paling tinggi. Yang paling mengagumkan adalah fiturnya, bukan cuma banyak tapi super lengkap. Mudah-mudahan saja, tidak ada fitur yang terlewat dalam tulisan first ride kali ini.

Unit matik gambot ini kami dapat dari salah satu dealer PT Sanyang Industry Indonesia, ATPM SYM di tanah air, yaitu PT Sentra Karya Ekamegah (SKE). Main dealer SYM untuk area Jakarta, Bandung, Surabaya dan Medan ini membanderol SYM GTS 250i EVO dengan harga Rp 57  juta. Berminat? Lihat dulu review-nya, silahkan..

Desain dan Fitur

Proporsi bentuknya pas banget, gemuk dan lebar bodinya enak dilihat mata. Depan sampai belakang punya dimensi yang sama besar, ground clereance-nya yang tidak terlalu tinggi membuatnya terlihat ceper dan panjang. Makin mewah kan! Macam mobil sedan-sedan premium.
Kemewahan ini ditunjuang dengan beragam fiturnya. Dari safety hingga kemudahan akomodasi dan kenyamanan berkendara. Mari dirunut satu persatu. Mulai dari kelengkapan safety-nya. Dua lampu di depannya sudah terus menyala, bedanya di siang hari LED yang menyerupai alis menyala terang, tetap safety tapi tidak membutuhkan daya dari aki yang besar.

Selain itu, motor ini juga dilengkapi dengan hazzard serta lampu parkir. Lampu parkir ini digunakan ketika berhenti di pinggir jalan. Agar motor bisa tetap terlihat oleh pengguna jalan lainnya, tinggal pencet tombol yang terketak di samping tombol hazzard, tepatnya ada di bawah setang.

Perangkat safety lainnya adalah, sensor standar samping yang membuat mesin ogah hidup kalau belum terlipat dengan benar. Spion model tanduknya juga punya visibilitas baik, selain itu mudah disesuaikan posisinya hanya dengan menggeser kaca dengan tangan. Alarm juga jadi fitur standar motor ini. Mantab kan!

Lanjut, urusan akomodasi juga bakal bikin kaget. Di bawah jok ada bagasi ekstra lega, cara membukanya hanya dengan menekan tombol di setang sebelah kiri. Hanya dengan "klik", jok terangkat dengan sendirinya. Maklum joknya sudah dilengkapi hidrolis. Di dalam bagasi juga ada lampu, gelap enggak masalah bongkar-muat barang.
Bagasi yang lain ada di bawah setang yang sekaligus jadi tempat aki. Mau menyimpan hand phone ada konsol di samping kanan setang. Kalau masih kurang, ada lagi di tengah dek pijakan kaki. Awalnya mengira laci kecil ini sebagai tempat tutup bensin, ternyata bukan heheee..

Tutup bensinya diatur buka tutupnya lewat rumah kunci kontak, sekali putar ke arah berlawanan tutup tangki yang terletak dekat dengan kaki kiri langsung terbuka secara otomatis. Menjadi praktis karena, tutupnya sudah langsung dibuka lewat mekanisme per-nya. Pengendara juga enggak perlu turun dari motor saat isi bahan bakar.

Terakhir yang menjadi pusat perhatian adalah panel indikatornya yang super lengkap. Totalnya ada empat cluster utama, dua kanan dan kiri adalah speedometer dan takometer. Nih, jarang-jarang ada matik pakai takometer.

Yang tengah atas adalah indikator untuk beragam fiturnya, indikator lampu jauh, lampu parkir, sistem injeksi, kondisi oli, bahan bakar, oli mesin. Indikator standar samping sampai kalau jok belum terkunci dengan benar pun ada lampu indikator yang akan menyala.

Sedang yang tengah bawah ditampilkan secara digital untuk jumlah bahan bakar yang ada di tangki dan suhu mesin. Selain itu ada odometer, takometer dan indikator alarm. 
Handling
Secara dimensi memang gambot bro, tapi jangan khawatir meski bobotnya mencapai 173 kilogram tapi kaki bisa dengan ringan menahan motor.

Analisanya adalah karena bentuk jok yang meruncing ke atas dan dek pijakan kaki yang tidak terlalu lebar membuat kaki enggak perlu terlalu ngangkang. Efeknya rider berpostur 168 cm bisa menapakan salah satu kakinya dengan sempurna. Kekuatan kaki pun tetap maksimal.

Joknya tetap empuk, posisi ridingnya juga santai dan pinggang bebas pegal karena ada sandaran di bagian pinggang yang bisa disesuaikan kemiringannya. Nyaman abis bro! Fasilitas yang nyaman ini juga bisa dirasakan sang pembonceng, jok lebar dan sandaran sudah disiapkan.

Selain itu ada fitur menarik lainnya, untuk membuka footstep boncenger tidak perlu dicungkil, tapi injak saja tombolnya, maka pijakan kaki akan terbuka secara otomatis.

Dipakai meliuk dan menikung, wheel base 1.495 mm-nya terasa panjang. Untuk menekuk bodinya rebah di tikungan sempit terasa sulit. Bahkan bodi malah terasa melawan gerakan pengendara, mungkin sudut rake-nya terlalu lebar. Tapi di tikungan yang panjang atau ketika membuat lingkaran berdiameter lebar, terasa sangat nyaman. Remnya juga pakem, depan belakang sudah disk brake
Performa
Mesinnya hanya punya satu silinder, dengan ruang bakar 250,6 cc SOHC 4 klep. Meski kapasitas mesinnya besar, getaran yang sampai ke kaki tidak terlalu besar. Selain itu performanya diputaran bawah juga tergolong ringan, mengingat bodi gambot dan bobot yang lumayan berat.

Bukaan rambatan akselerasinya terasa halus, tidak terlalu menyentak tapi terus ngisi sampai putaran tengahnya. Atasnya? Maaf saja, belum di coba, pasalnya kondisi lintasan saat pengetesan kurang memadai.

Oiya, melanjutkan spesifikasinya, mesin ini sudah dilengkapi dengan pengabutan bahan bakar tipe injeksi dan memiliki pendingin radiator. Selain itu, motor yang standar emisinya sudah tembus Euro3 dan memiliki 4 klep ini juga memiliki material blok silinder yang istimewa, SYM menyebutnya dengan electroplated ceramic cylinder. (motorplus-online.com)

PT Sentra Karya Ekamegah: 021-8518888/93615914

Spesification
Type: 4-stroke,4 valves electroplated ceramic cylinder
Displacement: 250.6cc
Cooling System: Liquid
Fuel System: EFI
Transmission: C.V.T.
Regulation: EURO 3 / EPA / DOT / CARB
Front Suspension: Telescopic Fork
Rear Suspension: Unit Swing Arm With 5-way Preload
Front Brake: Disk 240mm
Rear Brake: Disk 220mm
Front Tire    : 110/90-13
Rear Tire: 130/70-13
Head Light (High/Low): 12V 55W/ 55W
L x W x H (mm): 2165x870x1380
Wheelbase (mm): 1495
Dry Weight (kg): 173
Fuel Capacity (liter): 12


Riding gear: ProRiders 021-57931965

First Ride Triumph Street Triple 675 R, Galak Tapi Mudah Dikendalikan!

Standard


Harusnya, Triumph asal Inggris ini sudah tidak asing di telinga bikers lokal. Varian motor-motor tuanya seperti Bonneville begitu melegenda. Buat yang mau bernostalgia enggak perlu pusing, kini Triumph hadir di Indonesia lewat PT Megahputera Sejahtera sebagai Authorized Dealer.

Buka cuma menghadirkan model-model bergaya vintage, varian sport seperti Street Triple 675 R juga dibawa masuk ke Indonesia. Jujur saja, salah satu yang bikin tergiur mencoba Street Triple 675 R adalah karena video-video freestyle-nya yang banyak beredar di Youtube.

Mesinnya 675 cc tapi kok lincah banget dikendarainya? Dari pada penasaran, yuk ikuti kami mencicipi motor seharga Rp 285 juta on the road Jakarta ini!

Desain 
Kesan pertama, desain dan dimensi masuk kelasnya Ducati Monster, secara ukuran enggak jauh beda. Namun aura street bike Street Triple 675 R lebih terlihat tegas karena mesin tiga silinder segarisnya tampak lebih lebar, beda dengan Ducati Monster yang malah menonjolkan rangka turbularnya.

Dari depan, tampak head lamp model split. Karena ukurannya yang besar, sekilas mirip mata capung heee... Terlihat sedikit aneh tapi unik, apalagi dudukannya tidak menempel di kemudi. Saat belok, lampu ini akan tetap lurus. Mirip lampu utama pada sepeda motor berfairing.
Bodi belakang dan tangki bensin yang berkapasitas 17.4 liter nya juga sepintas mirip dengan Ducati Monster. Apalagi di sisi samping bodi belakang ada 2 silincer knalpot.

Panel indikatornya juga super lengkap. Meski kecil dan berdesain simpel tapi informasinya lengkap mulai dari speedometer, tripmeter, odometer, jam digital dan indikator bensin di sisi kiri, semuanya ditampilkan secara digital. Sedang yang kanan ada takometer berukuran gambot, meski lari kencang tetap mudah dibaca. Di dalam panel takometer ini terdapat lampu indikator sistem injeksi, oli, gigi netral juga lampu jauh.

Sayangnya untuk indikator bahan bakar tidak ditunjukan dalam bentuk bar, tapi cuma lampu yang akan berkedip ketika bensin mulai tipis. Istimewanya, ada shift light dengan LED biru berjajar di sisi atas takometer. Kalau putaran mesin sudah terlalu tinggi lampu akan menyala tanda harus pindah gigi.

Handling dan Performa
Udah gak sabar nih untuk ngegas! Setelah ganti kostum dengan riding gear lengkap, langsung duduk di atas joknya untuk merasakan riding position. Dengan postur badan cuma 165 cm, kedua kakinya tidak bisa menapak di aspal secara bersamaan. Tapi kalau satu kaki sih bisa napak.

Posisi duduk pun tidak membungkuk layaknya motor sport murni, tapi ini pas untuk harian atau turing. Enggak terlalu nungging tapi juga tidak terlalu tegak. Langsung putar kunci kontak ya!!!

Suara mesin terdengar gahar. Tapi ada bedanya dengan suara mesin motor besar lainnya. Suara mesin Street Triple 675 R ini lebih halus dan terdengar dominan siulan mesinnya saat gas dipelintir. Makin tinggi putaran mesin, jelas makin melengking desiran suaranya.
Akselerasinya mantab! Maklum mesinnya 675 cc, 3-silinder segaris, 12 katup, DOHC, berpendingin air yang dipakainya punya tenaga puncak 106 PS pada 11.700 rpm dan torsinya 68 Nm di 9.200 rpm. Waktu dipacu di jalan lurus, sangat bertenaga dan torsinya luar biasa, pakai gear pada posisi 2 saja bisa diajak wheelie dengan mudah. Apalagi bobotnya cuma 189 kilogram saja.

Adrenalin lebih tertantang ketika melintasi jalan lurus. Sebentar saja speedometer digitalnya sudah menunjukan angka 200 km/jam. Eits langsung buru-buru kurangi kecepatan, maklum ini di jalanan. Ngeri bro! Seandainya bisa ngebut di Sentul pasti lebih terpuaskan..
Handlingnya juga masuk kategori nyaman. Suspensi depan up side down dan suspensi belakang menggunakan swingarm braced, twin-sided berbahan almunium ditambah monoshock adjustable membuat motor ini stabil saat menikung. Apalagi ban standarnya sudah pakai Pirelli Diablo Rosso Corsa, lebih percaya diri saat rebah.
 
Saat digunakan macet-macetan motor ini tidak terlalu pegal, pinggang masih bisa diajak berdamai dengan traffic jam. Asiknya, karena tidak berfairing jadi lebih sigap selap-selip di kemacetan. Feeling ketika mencari celah yang bisa dilewati juga makin mudah.
 
Namun panas mesin ditambah teriknya matahari di siang bolong membuat panas di selangkangan. Hawa mesin terbuang ke atas terasa hingga area sekitar tangki. Apalagi ketika jadi boncenger, posisi knalpot yang ada di samping jok belakang membuat kaki dan paha terasa hangat.

Bisa jadi alternatif moge street fighter selain Ducati Monster nih! (motorplus-online.com)

Spesification
Engine Type: Liquid-cooled, 12 valve, DOHC, in-line 3-cylinder
Capacity: 675cc
Bore/Stroke: 74.0 x 52.3mm
Fuel System: Multipoint sequential electronic fuel injection with SAI
Exhaust: Stainless steel 3 into 1 into 2 exhaust system with twin high level polished stainless steel silencers.
Final Drive: O ring chain
Clutch: Wet, multi-plate
Gearbox: 6-speed, close ratio
Oil Capacity: 3.5 litres (0.9 US gals)
Chassis: Running Gear and Displays
Frame: Aluminium beam twin-spar
Swingarm: Braced, twin-sided, cast aluminium alloy
Wheel Front: Cast aluminium alloy 5-spoke 17 x 3.5in
Wheel Rear: Cast aluminium alloy 5-spoke 17 x 5.5in
Tyre Front: 120/70 ZR 17
Tyre Rear: 180/55 ZR 17
Suspension Front: Kayaba 41mm upside down forks, 120mm travel
Suspension Rear: Kayaba monoshock with piggy back reservoir adjustable for rebound and compression damping, 130mm rear wheel travel
Brakes Front: Twin 308mm floating discs, Nissin 4-piston radial calipers
Brakes Rear: Single 220mm disc, Nissin single piston caliper
Instrument Display/Functions: LCD multi-functional instrument pack with digital speedometer, trip computer, analogue tachometer, lap timer, gear position indicator and programmable gear change lights and clock
Dimensions and Capacities
Length: 2030mm (79.9 in)       
Width (handlebars): 755mm (29.7 in)   
Height without mirrors: 1110mm (43.7 in)   
Seat Height: 805mm (31.7 in)       
Wheelbase: 1410mm (55.5 in)   
Rake/Trail: 23.9º/92.4mm
Fuel Tank Capacity: 17.4 litres
Wet Weight (ready to ride): 189 kg (416 lbs) 
Maximum Power: 106PS / 105bhp / 78 kW @ 11700rpm
Maximum Torque: 68Nm / 50 ft.lbs @ 9200rpm 
Fuel Efficiency: Urban: 39.9mpg (7.1 l/100km) - 56mph: 61.4mpg (4.6l/100km) - 75mph: 53.9mpg (5.2l/100km)


PT Megahputera Sejahtera
Jl Abdul Majid no 41b, Cipete, Jakarta Selatan
021-28813516

Riding gear: Alpinestars-ProRiders 021-57931965

First Ride GasGas EC 300E, Mainan Baru Pecinta Adventure

Standard


Lanjoooooot.. Sebelumnya sudah mencicipi GasGas tipe Trial TXT300 (klik di sini) , kini giliran mengulas tipe enduro-nya, GasGas EC 300E. Sesuai spesifikasinya, motor ini bukan trail kompetisi, tapi lebih dipersiapkan untuk adventure dan perjalanan jarak jauh.

Yang paling mengagetkan adalah spesifikasi mesinnya. Kalau pecinta adventure kebanyakan sudah merasa cukup dengan mesin 250 cc 4 tak, GasGas malah menghadirkan mesin 300 cc 2 tak! Wow, cukup besar untuk ukuran trail enduro.

"Banyak yang takut sama spesifikasi mesinnya, pasti berfikiran tenaganya 2 kali lipat 250 cc 4 tak. Tapi coba dulu dan rasakan sensasinya. Meski tenaga besar, handling tetap mudah," promo Arnaud Dechamps, Director GasGas Indonesia (GGI).

Baiklah, langsung coba trail asal Spanyol ini!
Handling
Dari posturnya, motor ini terbilang jangkung khas trail. Maklum, tinggi badan cuma 165 cm agak sedikit kerepotan. Saat berhenti hanya satu kaki yang menahan motor, kaki satunya menggantung heee.. Tapi untungnya bobotnya enggak terlalu berat, cuma 102 kilogram saja.

Menjajal motor ini untuk pertama kalinya di sirkuit Icon BSD, gundukan kecil langsung dihajar. Motor enggak liar saat mendarat. Begitu juga ketika keluar tikungan dengan cepat, suspensi belakang tetap tenang meski roda belakang terasa slide.

Beberapa fitur kaki-kaki yang diunggulkan oleh GasGas diantaranya adalah aplikasi segitiga alumunium (triple clamp) yang lebih kuat, rigit sekaligus ringan. "Dalam kondisi standar, motor enduro sejenis tidak ada yang menggunakan triple clamp seperti ini," jelas Arnaud.

Selain itu, upside down depan keluaran Sachs berdiameter 48 mm-nya bisa diatur kompresi dan rebound-nya. Sementara yang belakang monoshock bisa disetting kompresi, rebound juga preloud-nya. Rem cakram di kedua rodanya pun pakem, mantab!
Performa
Mesinnya 2-tak 299,3 cc atau kalau dibulatkan jadi 300 cc, mesin ini berkarakter square dengan stroke dan diameter piston sama-sama 72 mm. Dan terbukti tenaganya sangat responsif. Buka gas sedikit saja langsung ngacir.

Kalau merasa tenaga standarnya terlalu besar, bisa pilih mapping untuk medan basah di CDI-nya. Dengan mapping pilihan basah ini, tenaganya akan sedikit dikurangi. Memang cocok untuk kondisi trek hujan atau untuk rider pemula.

Tapi kalau lintasan kering, atau rider dengan skill tinggi pilih mapping kering. Fitur ini juga diakui jadi salah satu keunggulan GasGas 300E, CDI dengan dual mapping. Atau kalau mau lebih smooth, GasGas Indonesia juga memasarkan GasGas 250E, dengan kapasitas ruang bakar lebih kecil, pasti tenaganya sedikit kalem.
Oiya, yang menggembirakan buat pecinta adventure adalah, motor ini juga dilengkapi dengan electric starter. Mesin mudah hidup tanpa repot injak engkol, saat adventure dan sudah kelelahan, fitur ini terbukti sangat berguna.

GasGas 300E juga dilengkapi dengan lampu depan-belakang, sein dan speedometer digital. "Kami menjualnya lengkap dengan form A. Jadi kalau mau diurus surat-suratnya, bisa dipakai di jalan raya," yakin Arnaud yang kini sudah punya dealer di Jakarta, Bandung dan Yogyakarta ini.(motorplus-online.com) 
Dealer GasGas Jakarta
Jl. Kedoya Duri Raya No. 3, RT.001 RW.001
Jakarta Barat - Indonesia 11520
Tel. : +62 81 11920961

Riding gear: Alpinestars-ProRiders 021-57931965

First Ride Kawasaki Z250, Telanjang Lebih Ringan!

Standard


Setelah peluncurannya 30 Januari lalu, enggak lengkap rasanya kalau belum mencicipi langsung motor sport naked terbaru, Kawasaki Z250. Rasa penasaran bukan cuma menghinggapi kami di redaksi atau bikers lokal, tapi juga pecinta roda dua di seluruh dunia pun banyak yang kesengsem.

Gimana enggak, sebagai global product, motor ini baru dipasarkan di Indonesia. Baru setelah peluncuran perdananya di tanah air, motor ini bakal dipasarkan di banyak negara. Seperti Jepang, Amerika dan negara-negara Eropa. Yuk langsung gas motor seharga p 48,5 juta ini!!
Desain 
Harus diakui, perbedaan motor ini dan Ninja 250FI hanya sebatas pada penampilan. Fairingnya ditanggalkan, gaya street fighter langsung terpancar kuat. Kalau dilihat dari depan, head lamp yang serupa Kawasaki Z800 membuat wajahnya bengis.

Desain bodi sampingnya, kalau dilihat dari depan nampak kekar. Mirip pesumo yang siap menyeruduk lawan! Dari samping mesin tetap tertutup cover body, garis-garis tajamnya menegaskan karakter sport. Fairing samping yang berpasangan dengan tangki ini tidak terlihat terlalu besar, sehingga tetap proporsional.
Beralih ke bagian setang kemudi. Tidak lagi mengusung setang jepit, kemudi mengunakan jenis cruiser handlebar yang memang standarisasi pada motor naked atau sport cruiser. Keuntungan setang model ini, jadi lebih fleksibel gonta-ganti setang. Mau tinggi, rendah atau lebar ada banyak part aftermarket-nya.

Panel indikatornya sekilas mirip Ninja 250FI, bedanya ada pada warna di bagian dalam. Fiturnya tetap lengkap dengan takometer analog yang mudah dibaca, dipadu dengan layar digital yang di dalamnya terdapat speedometer, odometer, indikator bensin dan jam digital. Informasi lain yang ada pada panel ini adalah indikator tegangan aki, suhu mesin dan sistem injeksi.

Handling

Sebelum mencobanya, hal menarik yang harus dirasakan adalah posisi duduknya. Dengan perbedaan bentuk setang, pasti rasanya akan berbeda pula. Dan benar, posisi berkendara Kawasaki Z 250 sedikit lebih tegak.

Kemungkinan bukan karena setang yang lebih tinggi, tapi lebih tegak karena sudut setang di bagian ujungnya tidak sesempit Ninja 250FI yang lebih menekuk ke dalam. Dengan posisi seperti ini, tangan jadi lebih keluar, tongkrongan saat menggenggam setangnya pun jadi terasa lebih gagah he..he..

Sedang tinggi jok, feeling saat paha menjepit tangki juga posisi footstep tidak ada yang berbeda dari Ninja 250FI. Posisi duduknya tetap tidak terlalu tinggi, cocok untuk tinggi badan orang Indonesia yang umumnya ada direntang 165 sampai 175 cm.

Langsung saja putar kunci kontak dan menghidupkan mesin, kemudian mengajak Z250 untuk bermanuver melewati cone yang telah disiapkan. Dalam kecepatan tidak terlalu tinggi, ketika zig-zag, menikung lebar dan menikung sempit terasa lebih luwes. 

Yang menjadi catatan, ketika menikung patah, motor ini terasa lebih ringan bila dibandingkan dengan Ninja 250FI. Salah satu penyebabnya karena berat Z250 lebih ringan. Yaitu cuma 168 kg sedangkan Ninja 250FI memcapai 172 kg. Lebih enteng 4 kg di bagian tengah ke depan terbukti membuat handling-nya lebih mudah dikendalikan.

Wah, untuk harian pasti bakal lebih menyenangkan nih!
Performa 
Mesin motor ini masih mengunakan mesin yang sama dengan Ninja 250FI. Pararel twin cylinder 249cc DOHC yang sudah bersistem bahan bakar Fuel Injection. Rasio kompresinya 11,3:1 dapat menghasilkan tenaga 32 PS di 11.000 rpm dan torsinya 21 NM pada 10.000 rpm.

Wajar bila performannya tidak jauh berbeda. Saat gas dipelintir, power dan torsi pada rpm rendah memang tidak terlalu galak. Namun saat putaran mesin mencapai 6.500 sampai 7.000 rpm terasa lebih powerfull.

Motor yang mesinnya dibatasi limiter pada 13.000 rpm dan memiliki transmisi 6 percepatan ini memiliki getaran mesin tidak terlalu besar. Karet pada engine mounting membuatnya lebih halus ketimbang mesin Ninja 250 terdahulu.

Mantab deh! (motorplus-online.com) 

Spesifikasi
Tipe mesin : 4-stroke liquid-cooled Parallel Twin
Kapasitas mesin : 249 cc
Bore x stroke : 62 x 41,2 mm
Rasio komperasi : 11,3 : 1
Sistem klep : DOHC, 8 valve
Sistem bahan bakar : Fuel injection with dual throttle valves
Sistem starter : Electric
Transmisi : 6 speed
Tenaga puncak : 32 PS/ 11.000 rpm
Torsi puncak : 21,0 Nm/ 10.000 rpm
Tipe rangka : Tube diamond, steel
Rake/ Trail : 26 /82 mm
Suspensi, depan : 317 mm telescopic fork
Suspensi, belakang : Bottom-link Uni-Trak with gas-charged shock and 5-way adjustable preload
Ban depan / belakang : 110/70-17 M/C (54S), 140/70-17 M/C (66S)
Rem, depan : Single 290 mm petal disc with dual-piston caliper
Rem, belakang : Single 220 mm petal disc with dual-piston caliper
L x W x H : 2,010 x 750 x 1.025 mm
Jarak sumbu oda : 1.400 mm
Tinggi jok : 785 mm
Kapasitas tangki : 17 litres
Berat : 168 kg
Harga : Harga Kawasaki Z250 Rp 48,5 juta

Riding gear: Alpinestars-ProRiders 021-57931965

First Ride GasGas TX 125 Randonne, Trialnya Pemula

Standard


Merek GasGas sudah tidak asing bagi pecinta motor jenis trial, spesialis halang rintang, lompat di antara tebing dan batu! Pada sesi test sebelumnya, kami pernah mencicipi salah satu versi paling powerfull dari GasGas, yaitu TXT 300 yang mengusung mesin 2 tak, 300 cc (klik di sini) .

Jujur, motor itu sangat responsif. Dari gigi 3 saja, roda depan masih mudah diangkat ketika kopling dibuka. Tentu merepotkan untuk pemula yang baru belajar menikmati trial. Tapi tenang, ternyata pabrikan asal Spanyol ini punya tipe lain khusus pemula. Yaitu GasGas TX 125 Randonne.

Desain
Bodi dan frame motor ini layaknya motor trial kebanyakan. Terlihat menarik, kecil dan simple. Rangkanya tipe turbular Chrom-Molybdenum membuatnya kokoh tapi ringan. Istimewanya, berat kosong motor ini hanya sekitar 86 kg.

Karena untuk pemula, desainnya juga disesuaikan. Paling mencolok adalah tambahan jok pada motor ini. Joknya bisa dilepas hanya dengan membuka baut di bagian bawah alas pantat tipis ini. Tentunya jok membuat tenaga tidak cepat terkuras bagi pemula.

Pengalaman bermain trial, karena tidak ada jok, tangan dan kaki harus bekerja ekstra menahan bobot badan. Tentu lebih menguras tenaga buat yang belum biasa.

Selain itu, fungsi jok juga memudahkan untuk mereka yang ingin bermain adventure atau sekedar cross country. Mendukung aktifitas ini, perangkat lalu lintas seperti lampu utama, sein, klakson hingga spion disiapkan lengkap pada paket pembeliannya.

Panel indikator digitalnya juga lengkap. Di dalamnya terdapat informasi putaran mesin, speedometer, trip meter, jam, thermometer hingga indikator suhu mesin. Yang menarik, saklar lampunya model putar, mau mati atau pilih lampu jauh dan dekat dilakukan dengan cara memutar tombol di setang sebelah kanan.

Capek tinggal duduk, posisinya juga santai bro..!
Handling dan Performa
Langsung saja duduk di atas TX 125 Randonne. Layaknya motor trial, setang lebar dan tinggi membuat posisi berkendara tegak. Kedua kaki pun menapak ke tanah, sangat cocok untuk pemula yang ingin bermain Trial dan Enduro. 

Putar kunci kontak dan kemudian langsung menghidupkan mesin. Eh ada electric starternya, enggak perlu repot! Suara halus mesin 4 tak 125 cc-nya menjadi ciri motor yang dijual Rp 58 juta ini. Mesin yang tidak terlalu besar memang sengaja dipilih bagi pemula.

Tenaganya halus dan tidak terlalu galak, tapi pihak GasGas Indonesia telah menyiapkan racing kit untuk menambah tenaga motor ini. "Bisa modifikasi knalpot dan lakukan jetting ulang. Tenaganya akan lebih bagus," promo Arnaud Dechamps, Director GasGas Indonesia

Untuk kaki-kaki sudah cukup memumpuni. Suspensi depan di dukung MRP bars diameter 40 mm dan dilengkapi settingan adjustable compression dan rebound. Begitu juga dengan suspensi belakang. Di dukung sokbraker Sachs yang juga punya settingan adjustable compression dan rebound juga.

Pattern ban pacul Metzzeler yang dipakainya tidak terlalu 'gondrong', alhasil untuk ngebut di aspal pun masih nyaman, bahkan beberapa kali mencoba stoopie dan wheelie, traksi ke dua roda tetap mengigit. Tapi dengan ban ini, jangan sekali-kali membawanya ke lintasan berlumpur, dijamin selip!(motorplus-online.com)
 
Specification :
Engine: Single-cylinder 4-stroke, air cooled
Displacement: 123,3 cc
Bore x stroke: 54 x 54 mm
Gearbox: 5 speed gearbox
Cluth: System oil immersed disc
Carburettor: PTK
Frame: Chrom-Molybdenum tubular frame
Swingram: Aluminium, progressive linkage system
Front fork: MRP bars diam 40 mm
Shock absorber: Sachs hydraulic mono shock absorber
Suspension travel: 164 mm rear wheel travel
Rim-tyre    Front: 1.6 x 21 - Metzzeler Trial 2.75 x 21
Rim-tyre    Rear: 2.15 x 18 - Metzzeler Trial 4.00 x 18 TL
Front brake: 185 mm floating, 4-piston caliper
Rear brake: 150 mm disc, 2-piston caliper
Fuel: 4 L
Dry weight: 86 kg
Dimensions: Length x width x height: 2.045 x 827 x 1.120 mm
Wheelbase: 1.330 mm
Seatheight: 685 mm (without seat) 800mm (with seat)

Dealer GasGas Jakarta
Jl. Kedoya Duri Raya No. 3, RT.001 RW.001
Jakarta Barat - Indonesia 11520
Tel. : +62 81 11920961

First Ride Zero Motorcycle, Motor Listrik Ini Kencang Juga!

Standard



Motor listrik memang ramah lingkungan, tapi bagaimana dengan performanya? Rasa penasaran ini terjawab saat tim redaksi OTOMOTIFNET.COM mendapat kesempatan menguji Zero Motorcycle milik Mitra 2000.

Sebelum dibahas lebih lanjut, sedikit mundur kebelakang. Motor ini diperkenalkan TDR International di ajang Jakarta Motorcycle Show (JMCS) tahun 2012 lalu. Rencananya motor ini akan dipasarkan untuk negara-negara di Asia Pasifik termasuk Indonesia.

Sebagai pertimbangan lokasi perakitan ada 3 pilihan negara, Thailand, Vietnam, atau Indonesia. "Tergantung pada kondisi pasar dan insentif yang berlaku di negara-negara Asia Tenggara," terang Teddy Hartono, Managing Director Mitra 2000, di JMCS beberapa bulan lalu.

Jadi, jauh sebelum motor ini benar-benar dijual masal, menjadi sangat beruntung karena bisa mencicipinya terlebih dahulu...!!!

Mulai mengamati dari tampilan khas motor sport naked, dengan setang lebar dan bagian headlamp yang menonjol serta buntut yang terlihat lebih simpel makin mempertegas tampilannya.
Cuma mesin yang tidak terlihat, ya wajar dong kan motor listrik, bagian bawah tangki hanya diisi baterai he...he...he... Sedang motor listriknya ada di depan sokbraker belakang, bentuknya seperti tabung.

Pertama kali duduk di atas motor ini dengan postur rider 168 cm masih bisa menapakkan kaki ke aspal dengan baik. Setang cukup simpel diisi saklar lampu dan cuma ada satu handle di sebelah kanan, yaitu rem. Kiri kosong karena motor ini tidak pakai kopling, kan transmisinya hanya single speed.

Desain speedometer juga minimalis, tapi cukup memberikan informasi kecepatan, kapasitas baterai, dan temperatur. Tapi ada satu tombol deket speedometer yang bikin penasaran bertuliskan sport dan eco.
Karena penasaran sekarang saat mencobanya, berlokasi di Sentul International Karting and Motorcycle Circuit (SIKMC) tidak lupa perlengkapan safety sebagai prosedur dasar saat pengetesan, harus dipakai, saat di jalan raya juga sama.

Kontak diputar ke posisi on, panel speedometer menyala dengan memberikan informasi kondisi motor, soal tombol deket spidometer mengarah ke tulisan eco. Agak janggal ketika mencari stater mesin. Oh iya kan ini motor listrik, jadi tidak ada staternya. Tinggal putar gas motor langsung jalan.

Riding position Zero Motorcycle masih mirip motor sport umumnya, badan sedikit codong ke depan dengan bentuk setang lebar kaya motor supermoto. Tidak ada hentakan saat selongsong gas diputar, power motor sangat smooth.
Kira-kira mencapai 25 km/jam dan gas dipelintir lagi motor pun berakselerasi cukup kencang. Suara yang dihasilkan dari dinamo dan gesekan antara belt dan sprocket pulley, cukup merdu walau berdesing dan sangat halus suaranya.

Saat posisi tombol  diubah ke sport cukup terasa bedanya. Akselerasi awal masih sama dengan yang eco, smooth. Setelang setengah jalan, saat gas dibuka mendadak, tenaga yang keluar cukup membuat kaget. Power lebih spontan meski gas dibuka-tutup mendadak. Wajar saja, klaim tenaganya mencapai 54 dk dan torsinya 92 Nm! 

Yang agak janggal adalah sistem engine brake berbeda dengan motor bermesin konvensional. Ketika gas ditutup, engine brake kurang terasa. Rem harus ekstra pakem nih!  Tapi teknologinya bagus, saat menutup habis putaran gas dan melakukan deselerasi, motor listrik berubah fungsi jadi generator untuk mengisi kembali ke baterai.

Suspensi Zero Motorcycle ini cukup enak dipakai melibas tiap tikungan sirkuit Sentul kecil, sistem pengereman juga berkerja baik. Secara keseluruhan, motor ini sangat menyenangkan untuk dikendarai. Oh iya untuk harga jualnya akan dibanderol sekitar Rp 200 jutaan.

Weew, mahal juga ya! (motorplus-online.com)

 Spesifikasi:
Horsepower : 54 (40kW) dan torsi 92 Nm (68ft-lbs)
Top speed : 95 mph (153 km/h)
Weight : 125 kg
Cooling system : Air Cooled
Motor : High efficiency, double-stator axial flux permanent magnet, brushless motor with integrated forced air cooling
Transmission :   Clutchless one speed
Final drive : 132T / 28T, Poly Chain GT Carbon belt
Range : up to 220 km
Charging : 1 hour
Rear Suspension : YSS
Front Suspension : up side down
Front tire : Comet 110/70-17
Rear Tire : Comet 130/70-17

Test Ride Kawasaki Versys 650, Sodorkan Torsi dan Kenyamanan!

Standard



Kali ini giliran moge menengah, Kawasaki Versys 650 kami jajal. Motor gede ini memang memiliki desain khas motor Touring. Tampilan bodi depan mengaplikasikan fairing setengah lengkap dengan windshield menjulang.

Pokoknya pas banget untuk turing, tapi apa jadinya kalau motor ini dipakai harian?Tentunya, meski punya motor bergaya turing, motor ini tidak cuma dipakai untuk jalan jauh saja. Buat jalan-jalan Minggu pagi atau sekedar iseng ke kantor naik moge? Siapa tahu ada yang mau mencoba he..he..hee.. Yuk langsung coba! Jalanan Ibu Kota di siang dan malam hari jadi incaran selama satu minggu penuh.

Desain dan Fitur
Desain bodi yang membalut rangka turbular mempunyai desain keren, fairing setengah di bagian depan terlihat nakal dengan windshield yang cukup tinggi. Gagah abis bro! Suspensi up side down jangkung dan sokbraker belakang dengan 7 setelah kekerasan menjadi salah satu fitur andalan.

Lampu depannya yang didesain bertumpuk tiga, dari lampu senja, lampu utama dan lampu jauh dirasa cukup terang. Bukan cuma terang, jangkauannya juga jauh. Asik buat jalan malam dalam kecepatan tinggi. Sedang pada panel indikator, sangat fungsional. Secara keseluruhan, panel indikator ini tergolong mudah dilihat meski dimensinya terbilang imut. Tapi sayangnya, tidak ada indikator konsumsi bahan bakar rata-rata.

Selebihnya tidak ada fitur lain yang terlalu menonjol, paling ada di swing arm yang lebih kokoh ketimbang ER-6n atau Ninja 650 yang memiliki platform rangka dan mesin serupa.

Handling
Motor ini memang super jangkung. Jujur saja untuk rider dengan tinggi badan 165 cm harus jinjit lumayan parah. Apalagi bobot motor ini sangat berat, mencapai 206 kg, jangan sekali-kali menahan motor dalam posisi terlalu miring, kalau tidak kuat bisa langsung ambruk bro.

Selain itu, agak repot juga ketika hendak menggeser atau memindahkan motor ini di parkiran yang sempit, beratnya lumayan bikin tangan pegal. Untung pegangan di begel belakang nyaman dan mantap digenggam. Tapi saat duduk dan mulai berkendara baru terasa nikmatnya!
Rider dengan tinggi badan 165 cm, jinjitnya lumayan bikin capek saat berhenti lama 

Posisi ridingnya memang nyaman, tidak membungkuk dan tegak. Posisi badan seperti ini membuat jalan jauh lebih santai. Joknya juga lebar dan empuk, membuat OTONET Tester ogah turun saat city riding. Maunya ngegas terus he..he..he..

Redaman suspensinya juga nyaman, jalan berlubang hampir tidak terasa dan tidak takut motor nyangkut, karena tinggi. Karena bobotnya 206 kg saat menikung rebah, untuk mengembalikan ke posisi awal terasa sedikit berat, butuh dorongan badan untuk mengembalikan ke posisi semula.

Dan surprise-nya, ketika bertemu kemacetan parah, motor ini masih bisa diajak belok patah. Bahkan beriringan dengan motor yang lebih kecil seperti Ninja 250 injeksi di tengah kemacetan masih bisa mengikuti. Yang penting pandai-pandai memprediksi lebarnya setang dan kuat sama panas mesin yang menjalar sampai ke paha.

Performa
Mesin yang digunakan pada Kawasaki Versys adalah mesin 649 cc DOHC Liquid-cooled, 4-stroke Parallel Twin yang mampu menghembuskan daya 60 tenaga kuda pada putaran 8.000 rpm dengan torsi puncak 61 Nm pada 6.800 rpm.

Saat dibuka gasnya cepat sekali menyentuh angka 100 km/jam, Saat digeber di malam hari di jalan yang kosong, motor ini melesat cepat, perpindahan gigi agak kasar khususnya saat shift down, namun tidak ada masalah justru menambah kesan gahar.

Memang akselerasinya terasa smooth bila dibandingkan moge 600 cc dengan jumlah silinder lebih banyak, tapi torsinya di putaran bawah sangat terasa. Buat harian, bermain di putaran mesin 2000 sampai 5000 rpm saja sudah cukup untuk moge yang dijual Rp 118 juta dan Rp 128 juta untuk versi ABS ini. (motorplus-online.com) 

Data performa
0-60 km/jam: 2,4 detik
0-80 km/jam: 4,2 detik
0-100 km/jam: 5,5 detik
0-100 meter: 5,9 detik
0-201 meter: 8,9 detik
0-402 meter: 13,9 detik
Top speed: > 200 km/jam
 

Riding gear: Alpinestars-ProRiders 021-5793196

First Ride Honda MSX 125, Si Kecil Yang Sangar

Standard


Eits, jangan kaget melihat pacuan mini ini. Iya, ini bukan saudara kembarnya Kawasaki KSR, lho. Melainkan, Honda MSX 125. Besutan yang sudah lebih dulu beredar di Thailand, kini hadir di Indonesia.

Tetapi, bukan melalui APM (Agen Pemegang Merek). Melainkan, suguhan dari Importir Umum (IU). Salah satunya, dari Safari Motor di Jl. Raden Saleh No. 10A, Karang Mulya, Ciledug, Tangerang.

Pacuan yang layak disebut Mini Monster ini, mungkin karena desain yang ditawarkan agak mirip Ducati Monster. Terutama, pemilihan knalpot yang keluar dari sebelah kanan yang memang mirip dengan Ducati Monster.

Terlepas dari desain Ducati Monster. Kalau ngomongin mesin, dilihat dari spesifikasi engine hampir sama dengan Honda Supra X125 Helm-In. Memiliki basic engine satu silinder dua klep, tetapi pacuan ini sudah dibekali sistem bahan bakar injeksi.
Mesin dibekali piston diameter 52,4 mm dan stroke 57,9 mm menghasilkan 124,9 cc. Dibulatkan jadi 125 cc. MSX yang punya arti Mini Sport Extreme ini, memiliki rasio kompresi mesin 9,3 : 1. Tapi, jangan pernah samakan dengan bebek, lho.

Karena meski engine mirip, tetapi performa yang diberikan tergolong spontan. Itu yang dirasakan ketika membesut MSX. Apalagi dibekali kopling manual, akselerasi yang dihasilkan setiap pergantian gigi lebih ngacirrr...
Maklum saja! Untuk motor bobot 101 kg ini, power yang diumbar bermain di 9,7 hp/7.000 rpm. Tetapi, yang cukup siginifikan torsi yang dihasilkan. Yaitu, sentuh 10,9 Nm/5.500 rpm. Makanya, sejak putaran bawah pun sudah berlari kencang seiring bukaan grip gas.

Dilengkapi diameter pelek 12 inci, jalan bumpy pun masih nyaman dilewati. Mungkin karena suspensi depan belakang turut mendukung MSX buat bejalan.

Makanya, pacuan yang dilengkapi 4 transmisi percepatan ini juga rasanya cocok buat menemani aktivitas harian sobat. Tetapi, pertanyaannya kapan ya APM Indonesia bakal luncurkan.(motorplus-online.com)

7 MOTOR STANDAR TERKENCANG VERSI MOTORPLUS

Standard
Dalam ajang Motor Plus Award 2012 terpilih tujuh motor disetiap kategori kelas. Dan ada tujuh motor yang berhak menyandang predikat Best Performance alias motor terkencang. Untuk menentukan sang jawara, Motor Plus mengadakan dua rangkaian tes. Pertama, pengujian dilakuan dengan menggunakan dynotest untuk mencari tahu power dan torsi tertinggi dari setiap motor. Kedua, test untuk handling. Kemudian dari hasil uji dyno dan handling ini ditentukan motor yang mana yang menghasilkan power terbesar dan nyaman dikendalikan. Yang lumayan mengagetkan adalah fakta ternyata power yang dihasilkan setiap motor belum sesuai dengan data brosur dari motor-motor tersebut. Emmm..
Dan yang menjadi jawara Motor Standar Terkencang tahun 2012 menurut kelas-kelasnya adalah:
1. Yamaha All New Jupiter Z1 
Image
Bebek berkapasitas mesin 113.7 cc dengan kombinasi bore 50 mm x stroke 57.9 mm dan dilengkapi sistem bahan bakar injeksi ini mampu mengeluarkan power 8.20 dk dan  torsi 6.24 ft.lbs. ini menjadikan Jupiter Z1 sebagai bebek yang mempunyai power tertinggi, mengalahkan Honda Blade, Suzuki Titan dan semua bebek di kelas 100-115 cc.
2. Honda Supra X125 Helm In
Image
Bebek yang masih mengandalkan sistem bahan bakar karburator dengan kapasitas mesin 124.8 cc dan memiliki kombinasi bore 52.4 mm x stroke 57.9 mm ini mempunyai power 8.37 dk dan torsi 7.24 ft.lbs. Ini menjadikan Supra X ini sebagai bebek terkencang, mengalahkan Suzuki Shogun dan semua motor di kelas bebek 120-130 cc.
3. New Satria F-150  
Image
Bebek sport yang mengusung mesin DOHC dengan kapasitas 147.3 cc berkombinasi bore 62mm dan stroke 48.8 ini adalah bebek terkencang di kelas Bebek Sport 125-150 cc. Satria FU ini power tertingginya mencapai 11.08 dk dan torsinya sampai 7.03 ft.lbs. Dengan power sebasar itu Satria FU mengalahkan saingannya Yamaha Jupiter MX, Honda CS1 dan malah menjadikan Satira FU sebagai bebek terkencang di semua kelas bebek yang ada.
4. Honda Vario Techno CBS  
Image
Skubek yang berbekal mesin 108 cc dengan paduan bore 50 mm x stroke 55 mm ini keluar sebagai jawara skubek kelas 110 cc, menaklukan Honda Beat, Yamaha Mio Series dan Suzuki Nex. Dari hasil test didapati bahwa skubek ini bisa menghasilkan power maksimal 6.83 dan torsi maksimal 5.61.


5. Honda Vario Techno 125 PGM-FI     Image
Dilengkapi dengan sistem bahan bakar injeksi PGM-FI Motor Matic ini keluar sebagai yang terkencang di kelas Skubek 125 cc. Mesin dengan paduan bore 52.4 x stroke 57.9 ini menghasilkan power 7.67 dk dan torsi 6.80 ft.lbs. Vario 125 sukses mengungguli pesaingnya: Xeon, Skydrive dan semua skubek di kelasnya.


 6. Honda CBR 150R 
Image
Dengan power 14.59 dk serta torsi 7.90 ft.lbs. yang dihasilkah dari paduan bore 63.5 mm dan stroke 47.2 mm mesin CBR 150 berhasil mengungguli kompetitor-kompetitiornya di kelas Sport 125-160 cc.


7. New Ninja 250  
Image
Dengan mengusung sistem bahan bakar injeksi, New Ninja berhasil meraih penghargaan sebagai Best Performance alias yang terkencang di kelas motor Sport 200-250 cc. Mesin Ninja yang 249 cc sanggup menyemburkan power 23.71 dk dan torsi maksimal 12.03 ft.lbs. Denga top speed yang bisa lebih dari 160 km/jm, manjadikan Ninja unggul dari Honda CBR 250.
Data-data hasil test diatas yang cukup akurat itu, bisa kita, sebagai pencinta two-wheels, jadikan bahan acuan dan tentunya juga bisa  dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan pacuan favorit kita.


Sumber :http://bravebikes.wordpress.com/2012/12/17/7-motor-standar-terkencang-2012-versi-motorplus-award/