Rabu, 17 April 2013

Honda Tiger, Hanya Menyisakan Mesin!

Standard


Bengkel modifikasi, memang seharusnya punya motor modifikasi yang digunakan sebagai sampel atau pembuktian kemampuan dalam melakukan ubahan di motor. Dari sampel motor tersebut, selanjutnya akan bisa digunakan sebagai acuan dan juga rujukan bagi konsumen yang datang untuk melakukan modifikasi.

Seperti itu juga yang coba diterapkan oleh Lutfi Nurseha, komandan dari Wangsinawang Custom dari bengkel modifikasi yang ada di Kec. Tengaran, kab. Semarang, Jawa Tengah. Bengkel yang kerap menangani customized motor sport ini memang telah mencuri perhatian dengan karya-karyanya yang tergolong berani.

Seperti yang tampak pada Honda Tiger yang menjadi andalan pemiliknya untuk menggaet konsumen. Motor ini telah dapatkan perlakuan khusus, sehingga tampangnya sudah berubah total.

Gaya street fighter memang begitu kental terlihat pada motor tersebut. “Praktis hanya menyisakan mesin. Sedangkan yang lainnya, full custom,” buka Lutfi yang asli Suruh, Kab. Semarang ini.

Untuk menonjolkan tampang sebagai petarung jalanan, frame standar diistirahatkan. Gantinya dibuatkan dengan bahan baru dan desain baru pula. Rangka sudah mengalami desain ulang, memanfaatkan pipa besi tubular dengan diameter 1,5 inci dan 3 inci. Rangka dibuat menyatu dari depan sampai belakang. Sehingga timbul kesan kekar.
Berikutnya yang tidak kalah menariknya, adalah desain lengan ayun. Dipilih model pro arm untuk menopang ban belakang. Dengan lengan ayun model ‘pincang’ tersebut, dibutuhkan tingkat kepresisian yang tinggi. Sehingga, kenyamanan motor saat dipakai turing jarak jauh tetap terjaga.

“Lengan ayun ini dibuat sendiri dengan bahan pelat besi. Bentuknya menyesuaikan kekuatan bahan dan kemampuan mesin. Sehingga, ketika aplikasi swing arm ini, kerja mesin tidak banyak terbebani,” ungkapnya.

Kesulitan yang dihadapi saat merancang pro arm tersebut adalah mencari titik tengah dari roda belakang. Karena jika posisi roda belakang tidak berada di tengah, maka hal itu akan berpengaruh pada transfer putaran dari mesin ke roda belakang. Bisa jadi, terhambat.

“Pemilihan roda belakang juga berpengaruh terhadap desain dari pro arm yang kita buat,” jelas pria yang memilih pelek dan ban belakang dari mobil tanpa sebutkan lebar pelek itu sendiri. Ketika pro arm sudah jadi dan dipasangkan dengan roda belakang, sedikit timbul masalah.

“Butuh torsi lebih buat putar roda belakang yang lebar. Gir depan sering kalah,” lanjut pria yang juga pendiri Minor Fighter Salatiga ini. Mengatasinya, gir depan dibuatkan dudukan tersendiri pakai laher. Sehingga diharapkan mampu menarik roda belakang. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan: Dunlop 120/70-17
Ban belakang: Michelin 190/50-17
Pelek belakang: V 2000
Lampu depan: Honda BeAT
Wangsinawang Custom: 0857-2796-9111

Related Posts:

  • Action Camera SJCAM SJ4000 WIFI Setelah menunda cukup lama, akhirnya saya mantapkan hati untuk membeli action camera.Berhubung budget untuk membeli GoPro tak sampai (ata… Read More
  • MANUSIA DAN PENDERITAAN BENCANA Beberapa tahun yang lalu telah terjadi bencana alam yang menelan banyak korban jiwa..tepatnya di banjarnegara desember lalu. saat itu h… Read More
  • Action Camera Xiaomi Yi Mungkin saat ini anda baru mengenal Xiaomi dengan produk Smartphone dan Tablet Android nya. Namun apakah anda tahu bahwa Xiaomi juga membuat gadget l… Read More
  • Sang Pengagum Cinta bagaikan alunan melodi yang indah saat dimainkan oleh seorang musisi Cinta bagaikan garis – garis yang menyatu menjadi lukisan indah oleh se… Read More
  • Manusia dan Kebudayaan (reog Ponorogo) Reog Ponorogo Tampil Memukau di Festival Cherry Blossom, AS tags: Festival Tahunan Cherry Blossom, Reog Ponorogo, Singo Lodoy… Read More

0 komentar:

Posting Komentar