Kata-kata di atas selalu menghantui benak saya pada tahun 2006-2007 lalu. Kenapa ? karena saya ingin sekali membangun sebuah kendaraan Supermoto. Informasi yang saya miliki kala itu juga terbatas. Dimana saya mencari aksesorisnya ? dimana saya mencari komponennya ? Kepada siapa saya akan berkonsultasi ??
Hanya dengan berbekal kliping dari tabloid, majalah dan referensi internet akhirnya saya memberanikan diri untuk membangun sebuah kendaraan supermoto.
Dari titik ini saya kemudian menyimpulkan bahwa untuk membangun supermoto, basis kendaraan yang harus digunakan adalah motor trail/ enduro dengan spesifikasi jalan raya. Tetapi tetap saja darimana mulainya ?
Kala itu saya sudah memiliki sebuah motor enduro (Husqvarna WR125) tahun 2002 dengan mesin 2 tak dan sebuah motor jalan raya Yamaha Scorpio 225 tahun 2004. Alternatif yang ada dalam pikiran saya adalah (1) modifikasi roda untuk motor enduro atau (2) modifikasi total Scorpio menjadi sebuah supermoto…..
Masing-masing alternatif itu memiliki kelebihan dan kekurangan. Jika saya memaksakan membangun supermoto berbasis Enduro built up tentu saya akan kesulitan jika berkendara di jalan raya karena saya tidak memiliki surat resmi. Walaupun secara teknis jauh lebih mudah. Jika saya membangun supermoto berbasis Yamaha Scorpio tentu tidak masalah dari segi izin, tapi kendala tersulit adalah mencari komponen-komponennya.
Setelah merenung beberapa hari, akhirnya saya memutuskan menggabung kedua alternatif di atas. Keputusan yang saya ambil adalah menggunakan mesin Scorpio di body Husqvarna. Istilah ini sudah dikenal dengan namaengine swap.
Apa yang harus dilakukan ? ada beberapa langkah yang saya gunakan dalam membangun supermoto impian ini. Langkah tersebut adalah (1) menurunkan mesin scorpio lengkap dengan pengapian dan kabel-kabelnya – termasuk melepas mesin 2 tak yang ada di husq WR125 (2) Melakukan modifikasi rangka agar mesin scorpio masuk dalam frame dan body husqvarna (3) Memodifikasi tangki, dan dudukan body agar proporsional (4) mengganti velg, roda dan menyetel semuanya agar sempurna di jalan raya (5) test drive…..
Mesin
Mesin motor husq ternyata cukup mudah untuk di lepas. Dengan membuka beberapa baut dan melepaskan beberapa kabel mesin sudah lepas dari dudukannya. Kemudian saya melepas mesin Scorpio berikut kabel dan pernak pernik lain (gas, engine starter, engine cut-off, saklar lampu utama dan lampu sign, aki). Kendala terbesar pertama adalah rangka husq tidak bisa digunakan sebagai tumpuan atau dudukan mesin Scorpio. Mesin 2 tak yang kecil dan ringan tidak bisa disamakan dengan mesin 4 tak yang besar dan ternyata cukup berat.
Rangka
Untuk memasukkan mesin, tentu patokan yang saya ambil adalah seperti apa frame di scorpio – bentuk double cradle frame seperti Yamaha Scorpio ini jarang saya temui di kendaraan tipe motocross atau enduro. Alhasil saya harus melakukan pemotongan rangka (dudukan) mesin yang berada di bawah triple clamp sampai ke sambungan swing arm di bawah. Setelah dilakukan pemotongan, saya menggunakan sepasang besi yang kemudian di-roll agar sesuai dengan posisi dan dudukan mesin scorpio. Proses roll ini cukup memakan waktu karena semua dikerjakan secara coba-coba (trial n error) – Setelah melalui proses yang cukup lama akhirnya semua bisa terpasang sempurna.
Yang harus diperhatikan dalam proses pemasangan mesin ini, adalah dudukan mesin yang harus center dimana nantinya akan berpengaruh pada kestabilan dan sistem penggerak (rantai) dari gear depan ke gear belakang.
Body
Setelah selesai dengan urusan mesin, langkah selanjutnya adalah memastikan semua komponen body terpasang sempurna. Kendala awal saya rasakan pada tangki bawaan Husq. Pada tangki orisinil, karena menggunakan mesin 2 tak yang relatif lebih boros, ukuran tangki cukup besar dan lebar. Masalah timbul saat mesin Scorpio sudah terpasang; tangki mentok di mesin !! Jalan keluarnya adalah mendisain ulang dan membuat tangki baru. Tangki baru selesai – selanjutnya adalah memadu-padankan cover body, side cover dan spakbor. Tidak lupa komponen elektronik seperti engine starter, engine cut-off, lampu utama, lampu sign, dan lampu rem.
Penggunaan tangki baru dan posisi sub-frame yang berubah membuat saya memutar otak untuk mencari dudukan aki dan filter udara. Dengan sedikit modifikasi yaitu membuat dudukan dengan plat tipis semua bisa teratasi.
Untuk memastikan semua sudah sempurna, saya melakukan test-ride di seputaran rumah. Berbagai kondisi jalan saya lalui – terakhir semua saya buktikan dengan mengikuti Trabas Merdeka VII (Bandung-Kadipaten-Kuningan)
Di event Trabas Merdeka ini, secara teknis kendaraan sudah cukup baik. Mesin, kelistrikan, sistem penggerak, suspensi dan handling tidak ada masalah. Kendala yang saya alami hanya kanvas rem belakang yang saat ini sudah habis. Saya mengakalinya dengan mengganti kanvas rem bawaan husqvarna dengan modifikasi milik Yamaha Yupiter Z.
Velg dan Roda
Dengan anggaran yang tidak terlalu besar, saya mengganti velg eksisting dengan velg supermoto berukuran 17”. Dengan membeli velg lokal (saya lupa mereknya) yang berukuran lebar 3” dan 3,5” serta ban Bridgestone Battlax BT-45 R (ukuran 120/17/70 dan 130/17/70). Tanpa masalah berarti velg dan roda terpasang sudah…
Tidak lupa agar lebih kentara identitasnya, saya tambahkan decals berupa stiker yang sederhana.
Dengan berbekal roda ala supermoto saya mencoba keliling kota dan Alhamdulillah semua berjalan sesuai rencana.
Benar kan….modifikasi supermoto itu tidak sulit ??
0 komentar:
Posting Komentar